Relawan Teknologi Informasi





MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DENGAN PENDEKATAN KERELAWANAN

Dosen Pengampu : Rinda Cahyana S.T, M.Kom

“Relawan Teknologi Informasi”






Disusun oleh:

Muthia Mutmainah Aprinelia

NIM 2106098

Teknik Informatika C

 

 

 

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI GARUT

2023







 

I.     MANUSIA BERKARAKTER.. 3

1.1.     Pengertian Manusia. 3

1.2.     Pengertian Karakter 3

1.3.     Pengertian manusia berkarakter 3

1.4.     Jenis-jenis manusia berkarakter 4

II.       RELAWAN TIK.. 4

2.1.     Pengertian Relawan. 4

2.2.     TIK.. 4

2.3.     Tugas   Relawan  TIK.. 5

III.      PEMBANGUNAN LITERASI DIGITAL.. 7

3.1.     Pengertian Literasi Digital 7

3.2.     Literassi Digital pada Relawan TIK.. 8

IV.      KELOMPOK DAN KOMPETENSI. 10

4.1.     Pengertian Kelompok. 10

4.2.     Pengertian Kompetensi 10

4.3.     Kelompok dan Kompetensi pada Relawan TIK.. 10

V.       ORGANISASI 11

5.1.     Pengertian organisasi 11

5.2.     Pengertian Organisasi TIK.. 12

5.3.     Organisasi pada Relawan TIK.. 13

VI.      KIPRAH.. 13

6.1.     Pengertian kiprah. 13

6.2.     Kiprah dalam TIK.. 14

6.3.     Kiprah pada Relawan TIK.. 14

VII.    METODE PELAYANAN.. 16

7.1.     Pengertian  metode pelayanan. 16

7.2.     Metode pelayanan pada relawan TIK.. 16

KESIMPULAN.. 18

DAFTAR PUSTAKA.. 19

 


 

                                                                                                                  I.            MANUSIA BERKARAKTER

1.1.Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk hidup yang kompleks dan canggih dengan kemampuan berpikir, merasakan, dan berinteraksi dengan lingkungan dan sesama manusia, serta mampu berkembang dan belajar sepanjang hidupnya. Manusia juga unik dalam kesadarannya dan kemampuannya untuk merenungkan makna hidupnya, serta memiliki keanekaragaman sosial, budaya, dan nilai-nilai.

1.2.Pengertian Karakter

Karakter adalah keseluruhan sifat dan nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang membentuk pola perilaku dan tindakan mereka. Karakter meliputi kepribadian, moralitas, etika, dan sikap yang ditunjukkan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter mencakup aspek internal dan eksternal seseorang. Aspek internal mencakup sikap mental dan nilai-nilai moral yang dipegang, seperti integritas, kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab. Sedangkan aspek eksternal mencakup tindakan dan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, seperti kerja keras, ketulusan, dan empati.

Karakter dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lingkungan sosial, pendidikan, pengalaman hidup, dan faktor genetik. Namun, karakter juga dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui pendidikan dan pengalaman hidup yang positif.

Karakter yang baik sangat penting dalam kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup, serta berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, mengembangkan karakter yang baik harus menjadi fokus dalam pendidikan dan pengembangan diri.

1.3.Pengertian manusia berkarakter

Manusia berkarakter adalah orang yang memiliki kekuatan dalam mempertahankan nilai-nilai moral dan etika yang positif serta mempraktikkan sikap-sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki integritas yang tinggi dan tidak mudah tergoyahkan oleh tekanan dari luar.

Manusia berkarakter biasanya memiliki sifat-sifat seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, dan berani mengambil keputusan yang tepat meskipun sulit. Mereka juga menghargai kerja keras, kejujuran, dan keadilan. Selain itu, mereka memiliki kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami sudut pandang orang lain.

Manusia berkarakter juga memiliki kesadaran akan dampak dari tindakan mereka terhadap lingkungan sekitar dan mampu memperjuangkan kebaikan bersama-sama dengan orang lain. Mereka berkomitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut, bahkan ketika itu sulit atau tidak populer. Oleh karena itu, manusia berkarakter menjadi sosok yang dihormati dan dijadikan contoh oleh orang lain.

1.4.Jenis-jenis manusia berkarakter

Secara umum, manusia berkarakter dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

  1. Manusia yang memiliki karakter integritas, yaitu karakter yang menunjukkan konsistensi antara tindakan dan prinsip moral yang dimiliki. Manusia yang memiliki karakter integritas akan selalu berpegang pada nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Manusia yang memiliki karakter ketabahan atau keberanian, yaitu karakter yang menunjukkan kemampuan untuk mengatasi rintangan dan kesulitan dalam hidup. Manusia yang memiliki karakter ketabahan akan tetap tegar dan tidak menyerah dalam menghadapi tantangan dan cobaan dalam hidup.
  3. Manusia yang memiliki karakter empati, yaitu karakter yang menunjukkan kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Manusia yang memiliki karakter empati akan memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain serta berusaha membantu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
  4. Manusia yang memiliki karakter disiplin, yaitu karakter yang menunjukkan kemampuan untuk mematuhi aturan dan menjalankan tugas dengan konsisten. Manusia yang memiliki karakter disiplin akan berusaha untuk menjaga jadwal dan tanggung jawab serta bekerja dengan fokus dan tekun.
  5. Manusia yang memiliki karakter tanggung jawab, yaitu karakter yang menunjukkan kemampuan untuk menerima dan memenuhi kewajiban. Manusia yang memiliki karakter tanggung jawab akan selalu bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil serta berusaha untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar[1].

                                                                                                                                        II.            RELAWAN TIK

2.1.Pengertian Relawan

Relawan adalah orang atau kelompok yang berkomitmen menyediakan waktu dan kemampuannya untuk membantu kepentingan umum demi amal. Orang yang terlibat dalam kegiatan relawan sangat variatif, mulai dari kelompok amatir hingga profesional, tua ataupun muda[2].

2.2.TIK

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berjalan begitu pesat membawa perubahan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, salah satunya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi yang semakin maju, memberikan manfaat besar bagi kehidupan masyarakat[3]. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial[4].

Pesatnya arus informasi dan komunikasi dalam dunia maya, membuat masyarakat menjadi lebih mudah dalam menerima dan menyampaikan informasi. Siapa saja tanpa seleksi dan tanpa diketahui kompetensinya bisa tiba-tiba menjadi jurnalis yang menyiarkan laporan, analisis, opini, perasaan, bahkan sesuatu yang tidak diketahuinya kepada seluruh penghuni alam maya. Sayangnya banyak informasi atau berita yang disebarkan secara individu atau berkelompok lebih banyak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau termasuk dalam informasi hoax.

Melalui internet, informasi akan semakin cepat diketahui oleh banyak orang, tak perlu hitungan hari, bulan, atau tahun, tetapi dengan hitungan detik saja informasi tersebut sudah tersebar ke banyak orang melalui sosial media yang berkembang saat ini. Oleh karena itu peningkatan pengguna Internet dan media sosial harus diimbangi dengan kemampuan literasi digital dalam memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut secara positif. Apabila masyarakat tidak bisa memanfaatkan kemajuan teknologi secara positif, maka akibatnya adalah akan timbul banyak masalah baru yang disebabkan oleh penyalahgunaan internet. Hal Ini dapat berpotensi untuk menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri maupun orang lain[5].

2.3.Tugas   Relawan  TIK

Dalam situasi seperti ini, dibutuhkan relawan tik untuk membantu memerangi penyebaran informasi hoax dan meningkatkan literasi digital di masyarakat. Beberapa tugas yang dapat dilakukan oleh relawan tik antara lain:

  1. Membantu menyebarkan informasi yang benar dan akurat melalui media sosial dan platform digital lainnya.
  2. Mengedukasi masyarakat tentang cara memverifikasi kebenaran informasi sebelum menyebarkannya.
  3. Membantu memerangi disinformasi dan hoaks dengan memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat.
  4. Membantu meningkatkan literasi digital masyarakat dengan memberikan pelatihan dan edukasi tentang penggunaan teknologi dan media sosial yang aman dan bertanggung jawab.
  5. Membangun jaringan relawan yang lebih besar untuk memerangi penyebaran informasi hoax dan disinformasi secara efektif.

Dengan adanya relawan tik yang bertanggung jawab dan terlatih, diharapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan media sosial, serta terhindar dari dampak negatif penyebaran informasi yang tidak akurat dan bertanggung jawab.


                                                                                               III.            PEMBANGUNAN LITERASI DIGITAL

3.1.Pengertian Literasi Digital

Kemajuan teknologi informasi dan internet saat ini mengakibatkan sumber daya informasi digital sangat melimpah. Di sisi lain, perkembangan teknologi  informasi diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang memberikan efek positif dan negatif kepada masyarakat. Pembelajaran literasi digital tidak bisa dielakkan lagi[6].

Literasi digital merupakan salah satu jenis literasi dari berbagai jenis kemajuan literasi yang muncul terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi. Literasi digital adalah kemahiran seseorang dalam memahami konten-konten digital[7]. Pemahaman mengenai literasi, mayoritas memahami bahwa hal tersebut hanya sekedar kemahiran untuk membaca dan menulis. Pada periode awal kemajuan literasi, literasi ditafsirkan sebagai kemahiran untuk memakai bahasa dan video dalam wujud yang beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, melihat, mengungkapkan dan merefleksikan ide secara kritis. Kemajuan selanjutnya memberitahukan bahwa literasi berkaitan dengan situasi serta penerapan sosial.

Dalam penerapan literasi digital saat ini memudahkan masyarakat untuk lebih bijak dalam memanfaatkan serta mengakses teknologi. Adapun banyak manfaat dalam penerapan literasi digital salah satunya adalah pembelajaran daring yang mulai dilakukan saat ini literasi digital dapat memudahkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, literasi digital berperan mengefektifkan interaksi dan komunikasi selama proses pembelajaran. Sebagai contoh, kemampuan dalam menggunakan fitur kamera dan mikrofon pada perangkatnya agar mampu hadir dan terhubung secara virtual. Lebih jauh, kemampuan menggunakan perangkat lunak untuk menyajikan teks dan gambar pendukungnya (grafik, ilustrasi, dan sebagainya) berperan untuk mengoptimalkan kolaborasi dan komunikasi dalam pembelajaran daring[8].

Jumlah informasi yang tercipta di internet, baik dalam jenis numerik, teks, gambar, audio atau video adalah salah satu ciri bahwa di era ini setiap individu memiliki kebebasan untuk membuat sekaligus menyebarkan tanpa harus ada yang memeriksa ulang apakah informasi tersebut layak memenuhi kriteria atau tidak. Akibatnya, dari tahun ke tahun jumlah informasi yang ada di internet itu akan terus mengalami peningkatan tanpa terkontrol hingga menyebabkan kelebihan informasi (information overload). Seorang filsuf Perancis, Paul Virilio menyebut kelebihan informasi sebagai bom informasi yang akan berdampak pada dehumanisasi[9]. Pada akhirnya kelebihan informasi tersebut akan menyebabkan kesulitan bagi setiap individu dalam mencari informasi yang benar-benar bernilai. Melihat kondisi diatas, maka diperlukan kemampuan literasi digital bagi setiap individu agar dapat dengan mudah dalam mencari, menemukan, mengevaluasi, membuat, memanfaatkan hingga menyebarkan kembali informasi tersebut[10].

3.2.Literassi Digital pada Relawan TIK

Pembangunan literasi digital menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh organisasi relawan TIK, terutama dalam membantu masyarakat yang masih kurang akrab dengan teknologi informasi dan komunikasi. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan oleh organisasi relawan TIK dalam membangun literasi digital:

  1. Mengadakan pelatihan: Organisasi relawan TIK dapat mengadakan pelatihan bagi masyarakat mengenai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, mulai dari pengenalan perangkat hingga pemanfaatan aplikasi dan layanan digital.
  2. Membuat konten edukatif: Organisasi relawan TIK dapat membuat konten edukatif mengenai teknologi informasi dan komunikasi, seperti tutorial atau panduan dalam bentuk video atau artikel yang mudah dipahami oleh masyarakat.
  3. Menyediakan akses internet gratis: Organisasi relawan TIK dapat menyediakan akses internet gratis bagi masyarakat yang kurang mampu atau sulit mengakses internet.
  4. Membuat program edukasi online: Organisasi relawan TIK dapat membuat program edukasi online yang dapat diakses oleh masyarakat dari mana saja dan kapan saja.
  5. Mengadakan kampanye literasi digital: Organisasi relawan TIK dapat mengadakan kampanye literasi digital dengan berbagai kegiatan, seperti seminar atau workshop, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi digital.
  6. Membuat kelas online: Organisasi relawan TIK dapat membuat kelas online yang fokus pada topik tertentu dalam teknologi informasi dan komunikasi, seperti penggunaan media sosial, pengembangan website, atau penggunaan aplikasi bisnis.
  7. Membuat program mentoring: Organisasi relawan TIK dapat membuat program mentoring bagi masyarakat yang ingin meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan organisasi relawan TIK dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dalam hal peningkatan literasi digital.


                                                                                                        IV.            KELOMPOK DAN KOMPETENSI

 


4.1.Pengertian Kelompok

Kelompok adalah kumpulan individu atau entitas yang memiliki karakteristik atau tujuan yang sama atau serupa. Kelompok dapat terbentuk secara alami seperti keluarga, atau dapat dibentuk secara sengaja seperti dalam organisasi atau tim kerja. Kelompok dapat berbeda-beda dalam ukuran, struktur, dan tujuan, dan dapat terdiri dari individu yang berbeda-beda dalam hal usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, dan lain sebagainya. Dalam konteks sosial, kelompok dapat memiliki kekuasaan, norma, dan nilai yang diakui oleh anggotanya dan oleh masyarakat lebih luas. Kelompok dapat berfungsi sebagai sumber dukungan sosial, tempat belajar, atau sarana untuk mencapai tujuan bersama.

4.2.Pengertian Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan atau keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mengaplikasikan pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai dalam situasi kerja atau kehidupan sehari-hari. Kompetensi dapat berupa kemampuan teknis seperti keahlian dalam menggunakan perangkat lunak atau peralatan khusus, atau kemampuan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi dengan baik dan bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi juga mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, membuat keputusan, dan memecahkan masalah secara efektif. Kompetensi dapat diukur dan dinilai melalui proses penilaian yang obyektif dan terstandarisasi. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan melalui pelatihan, pengalaman kerja, dan pendidikan formal atau informal, dan dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kinerja dan meraih sukses dalam karir atau kehidupan pribadi.

4.3.Kelompok dan Kompetensi pada Relawan TIK

Relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) terdiri dari berbagai macam kelompok dan kompetensi yang berbeda-beda, tergantung pada bidang yang menjadi fokus kerja mereka. Berikut adalah beberapa kelompok dan kompetensi dalam relawan TIK:

  1. Kelompok pengembang perangkat lunak: Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dalam pemrograman dan pengembangan perangkat lunak. Mereka dapat membuat aplikasi, website, atau sistem informasi berbasis web.
  2. Kelompok ahli jaringan: Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam pengelolaan jaringan komputer dan infrastruktur IT. Mereka dapat membantu mengatasi masalah jaringan, memberikan saran terkait perbaikan infrastruktur, dan melakukan instalasi perangkat keras.
  3. Kelompok ahli keamanan informasi: Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dalam mengamankan sistem informasi dan data. Mereka dapat membantu mengatasi masalah keamanan, memberikan saran terkait keamanan informasi, dan melakukan audit keamanan.
  4. Kelompok ahli data: Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dalam mengelola dan menganalisis data. Mereka dapat membantu mengumpulkan, memproses, dan menginterpretasi data, serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis.
  5. Kelompok ahli desain grafis: Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dalam desain grafis dan kreatif. Mereka dapat membantu membuat desain logo, poster, atau brosur yang berkaitan dengan teknologi informasi.
  6. Kelompok pelatihan TIK: Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dalam pelatihan teknologi informasi. Mereka dapat memberikan pelatihan untuk berbagai kelompok masyarakat yang ingin belajar tentang teknologi informasi.
  7. Kelompok pemasaran digital: Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dalam pemasaran digital. Mereka dapat membantu mengembangkan strategi pemasaran digital untuk produk atau layanan berbasis teknologi informasi.
  8. Kelompok manajemen proyek: Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian dalam manajemen proyek teknologi informasi. Mereka dapat membantu mengelola dan mengawasi proyek-proyek TI dari awal hingga akhir.

Tentu saja, ada banyak kelompok dan kompetensi lain yang dapat ditemukan dalam relawan TIK. Hal ini tergantung pada fokus kerja dan kebutuhan organisasi atau komunitas tempat relawan TIK bekerja.


                                                                                                                                            V.            ORGANISASI


5.1.Pengertian organisasi

Oganisasi merupakan elemen yang amat diperlukan di dalam kehidupan manusia (apalagi dalam kehidupan modern). Organisasi membantu kita melaksanakan hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai individu. Di samping itu, dapat dikatakan lagi bahwa organisasi-organisasi membantu masyarakat; membantu kelangsungan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Ia pun merupakan sumber penting aneka maca karier didalam masyarakat.

Organisasi-organisasi merupakan bagian dari lingkungan tempat kita kerja, tempat kita bermain. Pendek kata, organisasi adalah tempat kita melakukan apa saja. Organisasi-organisasi memengaruhi kehidupan. Sebaliknya, kita dapat pula mempengaruhi organisasi.

Organisasi-organisasi dapat memenuhi aneka macam kebutuhan manusia. Kebutuhan itu misalnya kebutuhan emosional, spiritual, intelektual, ekonomi, politik, psikologis, sosiologis, kultural dan sebagainya. Salah satu pembahasan tentang kemampuan organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu yang tidak mungkin dilaksanakan oleh individu secara tersendiri, diantaranya adalah relawan tik.

5.2.Pengertian Organisasi TIK

Organisasi dalam relawan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh sekelompok relawan TIK yang memiliki tujuan dan misi yang sama dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu masyarakat atau komunitas tertentu. Organisasi relawan TIK dapat berupa organisasi nirlaba atau organisasi sosial yang berfokus pada pengembangan dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan masyarakat.

Dalam organisasi relawan TIK, setiap anggota memiliki peran dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan keahlian dan minatnya. Organisasi ini biasanya didukung oleh para ahli dan sukarelawan yang berpengalaman di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan organisasi relawan TIK dapat berupa memberikan layanan atau pelayanan TIK gratis kepada masyarakat, meningkatkan literasi digital masyarakat, atau mengembangkan aplikasi atau sistem TIK yang bermanfaat bagi masyarakat.

Organisasi relawan TIK dapat berkolaborasi dengan organisasi lain, seperti lembaga pemerintah, perusahaan, atau organisasi non-profit, dalam rangka memperluas jangkauan dan dampak program dan layanan yang disediakan. Organisasi relawan TIK juga dapat berpartisipasi dalam acara atau kegiatan yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan keahlian dan memperluas jaringan kerja mereka[11].

5.3.Organisasi pada Relawan TIK

Sebagai organisasi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), ada beberapa hal yang harus dilakukan agar organisasi dapat berfungsi dengan baik dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh organisasi TIK:

  1. Menetapkan misi dan visi yang jelas: Organisasi TIK harus menetapkan misi dan visi yang jelas dan terukur, sehingga dapat memudahkan pengambilan keputusan dan arahan program yang dilaksanakan.
  2. Menentukan target dan sasaran: Organisasi TIK harus menentukan target dan sasaran yang spesifik dan terukur agar dapat mengevaluasi keberhasilan program yang dilaksanakan.
  3. Menyediakan pelatihan dan pengembangan: Organisasi TIK harus menyediakan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota organisasi dalam bidang TIK.
  4. Membangun kemitraan: Organisasi TIK harus membangun kemitraan dengan organisasi lain, seperti lembaga pemerintah, perusahaan, atau organisasi non-profit, dalam rangka memperluas jangkauan dan dampak program dan layanan yang disediakan.
  5. Menerapkan teknologi yang efektif: Organisasi TIK harus menerapkan teknologi yang efektif dan terbaru untuk memberikan layanan dan program yang berkualitas bagi masyarakat.
  6. Melakukan evaluasi dan perbaikan: Organisasi TIK harus melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkala untuk memastikan program dan layanan yang disediakan selalu up-to-date dan efektif.
  7. Mempertahankan integritas dan transparansi: Organisasi TIK harus mempertahankan integritas dan transparansi dalam setiap kegiatan dan program yang dilaksanakan, sehingga dapat memperoleh dukungan dari masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.


                                                                                                                                                      VI.            KIPRAH

6.1.Pengertian kiprah

Kiprah adalah upaya atau peran aktif seseorang atau kelompok dalam suatu kegiatan atau bidang tertentu dengan tujuan mencapai hasil yang diinginkan. Kiprah dapat diartikan sebagai langkah-langkah nyata yang diambil oleh seseorang atau kelompok dalam rangka mencapai tujuan atau mengatasi suatu masalah atau tantangan. Kiprah bisa berupa tindakan konkrit seperti pengambilan keputusan, pelaksanaan program atau kegiatan, atau pengembangan strategi, serta upaya dalam meningkatkan kualitas diri dan keterampilan yang dimiliki.

Dalam konteks organisasi atau kelompok, kiprah anggota organisasi atau kelompok sangat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kiprah anggota organisasi atau kelompok haruslah selaras dengan misi dan visi yang telah ditetapkan, dan diarahkan untuk menghasilkan dampak yang positif bagi organisasi atau kelompok tersebut. Kiprah anggota organisasi atau kelompok juga harus dapat diukur dan dinilai secara objektif, sehingga dapat memberikan umpan balik bagi pengembangan organisasi atau kelompok ke depan.

6.2.Kiprah dalam TIK

Dalam konteks relawan TIK, kiprah relawan TIK dapat berupa pengembangan aplikasi atau sistem TIK, memberikan pelatihan atau pendampingan TIK kepada masyarakat, atau memberikan dukungan teknis dalam proyek-proyek TIK yang bermanfaat bagi masyarakat. Kiprah relawan TIK juga dapat diukur dan dinilai melalui berbagai indikator, seperti jumlah masyarakat yang terbantu, peningkatan literasi digital, atau peningkatan aksesibilitas teknologi bagi masyarakat.

6.3.Kiprah pada Relawan TIK

Sebagai relawan TIK, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam menunjukkan kiprah dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, antara lain:

  1. Berkontribusi dalam pengembangan teknologi: Relawan TIK dapat berkontribusi dalam pengembangan teknologi dengan berpartisipasi dalam proyek open source, menjadi kontributor pada forum diskusi, atau mengikuti program pengembangan aplikasi atau website.
  2. Memberikan pelatihan dan edukasi: Relawan TIK dapat memberikan pelatihan dan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, baik dalam bentuk online maupun offline. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan seminar, workshop, atau memberikan mentoring kepada individu atau kelompok yang membutuhkan.
  3. Berperan dalam mengatasi masalah teknologi: Relawan TIK dapat berperan dalam mengatasi masalah teknologi yang dihadapi oleh masyarakat atau organisasi, baik melalui dukungan teknis atau melalui pengembangan solusi teknologi yang lebih baik.
  4. Berpartisipasi dalam gerakan sosial: Relawan TIK dapat berpartisipasi dalam gerakan sosial yang berfokus pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengatasi masalah sosial, seperti memperbaiki akses pendidikan, kesehatan, atau lingkungan.
  5. Menjadi suara bagi masyarakat: Relawan TIK dapat menjadi suara bagi masyarakat dalam memperjuangkan hak-hak mereka terkait teknologi informasi dan komunikasi, seperti privasi dan keamanan data, atau peningkatan akses internet bagi masyarakat yang kurang mampu.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, relawan TIK dapat memberikan kiprah yang positif dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta membantu masyarakat dalam memanfaatkan teknologi tersebut secara lebih baik dan efektif.


                                                                                                                          VII.            METODE PELAYANAN


 

7.1.Pengertian  metode pelayanan

Metode pelayanan adalah cara atau pendekatan yang digunakan untuk memberikan layanan kepada masyarakat atau pelanggan. Beberapa metode pelayanan yang umum digunakan antara lain:

  1. Pelayanan langsung: Metode ini melibatkan interaksi langsung antara pemberi layanan dengan pelanggan. Contohnya adalah pelayanan di meja informasi, pelayanan kesehatan di puskesmas, atau pelayanan di loket pemerintahan.
  2. Pelayanan online: Metode ini menggunakan teknologi internet dan dapat dilakukan secara jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung. Contohnya adalah pelayanan perbankan online, pendaftaran layanan kesehatan online, atau pengaduan masyarakat melalui aplikasi.
  3. Pelayanan melalui telepon: Metode ini melibatkan interaksi melalui telepon antara pemberi layanan dengan pelanggan. Contohnya adalah pelayanan call center, pelayanan konsultasi medis, atau pelayanan customer service.
  4. Pelayanan dengan sistem antrian: Metode ini mengatur antrian pelanggan untuk meminimalisir waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi pelayanan. Contohnya adalah pelayanan di loket perbankan atau pelayanan kesehatan.
  5. Pelayanan dengan sistem self-service: Metode ini memungkinkan pelanggan untuk melakukan pelayanan sendiri tanpa bantuan dari pemberi layanan. Contohnya adalah pelayanan pembayaran tagihan melalui ATM atau pemesanan tiket transportasi online.
  6. Metode pelayanan yang tepat harus dipilih sesuai dengan jenis layanan yang diberikan dan kebutuhan pelanggan. Pemilihan metode yang tepat akan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan dan mempermudah pelanggan dalam memperoleh layanan yang diinginkan.

7.2.Metode pelayanan pada relawan TIK

Metode pelayanan pada relawan TIK merujuk pada cara atau pendekatan yang digunakan oleh relawan TIK dalam memberikan layanan atau dukungan kepada masyarakat atau pengguna teknologi informasi dan komunikasi. Metode pelayanan pada relawan TIK dapat bervariasi tergantung pada jenis layanan atau dukungan yang diberikan dan kebutuhan pengguna. Beberapa contoh metode pelayanan yang dapat digunakan oleh relawan TIK antara lain:

  1. Pelayanan langsung: Relawan TIK dapat memberikan pelayanan langsung dengan cara bertemu langsung dengan masyarakat atau pengguna di lokasi atau tempat tertentu, misalnya di sekolah atau pusat komunitas.
  2. Pelayanan online: Relawan TIK dapat memberikan pelayanan atau dukungan secara online melalui media sosial, grup diskusi online, atau platform video conference.
  3. Pelayanan dengan sistem antrian: Relawan TIK dapat menggunakan sistem antrian untuk mempermudah pengguna dalam memperoleh layanan atau dukungan. Contohnya adalah dengan menggunakan aplikasi booking jadwal atau pendaftaran online.
  4. Pelayanan melalui telepon: Relawan TIK dapat memberikan dukungan atau pelayanan melalui telepon atau call center, khususnya bagi masyarakat yang kesulitan mengakses teknologi informasi.

Dalam memilih metode pelayanan yang tepat, relawan TIK harus memperhatikan jenis layanan atau dukungan yang diberikan serta kebutuhan dan ketersediaan teknologi yang dimiliki oleh masyarakat atau pengguna. 


KESIMPULAN


Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pelayanan pada relawan TIK merujuk pada cara atau pendekatan yang digunakan oleh relawan TIK dalam memberikan layanan atau dukungan kepada masyarakat atau pengguna teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa metode pelayanan yang dapat digunakan antara lain pelayanan langsung, pelayanan online, pelayanan dengan sistem antrian, dan pelayanan melalui telepon. Dalam memilih metode pelayanan yang tepat, relawan TIK harus memperhatikan jenis layanan atau dukungan yang diberikan serta kebutuhan dan ketersediaan teknologi yang dimiliki oleh masyarakat atau pengguna. Dengan memilih metode pelayanan yang tepat, relawan TIK dapat memberikan layanan atau dukungan yang lebih efektif dan efisien bagi masyarakat atau pengguna teknologi informasi.


DAFTAR PUSTAKA

 

[1]         Martinus Tukiran, perkembangan manusia dan pendidikan. 2021.

[2]     R. Cahyana, “Integrasi Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Sistem Pendidikan Tinggi,” JAS-PT J. Anal. Sist. Pendidik. Tinggi, vol. 2, no. 2, p. 61, 2018, doi: 10.36339/jaspt.v2i2.204.

[3]      S. R. Hartatik and C. Budihartanti, “Analisis Kepuasan Pengguna Terhadap Penerapan Aplikasi Go-jek Dengan Menggunakan Metode TAM,” PROSISKO J. Pengemb. Ris. dan Obs. Sist. Komput., vol. 7, no. 1, 2020, doi: 10.30656/prosisko.v7i1.1653.

[4]      Kominfo, “Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang.” https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker

[5]      A. Dinia, “PENGUATAN KEMAMPUAN LITERASI DIGITAL OLEH RELAWAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ( TIK ) Amirotu Dinia Maya Mustika Kartika Sari Abstrak,” J. Civ. Moral Stud., vol. 5, pp. 1–15, 2012.

[6]      R. Setyaningsih, A. Abdullah, E. Prihantoro, and H. Hustinawaty, “Model Penguatan Literasi Digital Melalui Pemanfaatan E-Learning,” J. ASPIKOM, vol. 3, no. 6, p. 1200, 2019, doi: 10.24329/aspikom.v3i6.333.

[7]      I. Safitri, S. Marsidin, and A. Subandi, “Analisis Kebijakan terkait Kebijakan Literasi Digital di Sekolah Dasar,” Edukatif  J. Ilmu Pendidik., vol. 2, no. 2, pp. 176–180, 2020, doi: 10.31004/edukatif.v2i2.123.

[8]      D. A. Dewi, S. I. Hamid, F. Annisa, M. Oktafianti, and P. R. Genika, “Menumbuhkan Karakter Siswa melalui Pemanfaatan Literasi Digital,” J. Basicedu, vol. 5, no. 6, pp. 5249–5257, 2021, doi: 10.31004/basicedu.v5i6.1609.

[9]      B. Jungwirth and B. C. Bruce, “Information Overload: Threat or Opportunity?,” J. Adolesc. Adult Lit., vol. 45, no. February, pp. 400–406, 2002, [Online]. Available: http://www.isrl.illinois.edu/~chip/pubs/03LIA/13-003.pdf

[10]    M. Maulana, “Definisi, Manfaat dan Elemen Penting Literasi Digital,” Seorang Pustak. Blogger, vol. 1, no. 2, pp. 1–12, 2015, [Online]. Available: https://www.muradmaulana.com/2015/12/definisi-manfaat-dan-elemen-penting-literasi-digital.html

[11]    J. Winardi, “Teori Organisasi & Pengorganisasian,” PT RAJAGRAFlNDO PERSADA, vol. 16, p. 20, 2016.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan saya (Muthia) sebagai Relawan TIK di MA Nurul Huda Cisurupan